Kamis, 01 Maret 2012

IKHLAS DALAM BERTINDAK


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirrobbil’alamin, Allahuma sholi ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad, amma ba’du.
Hadirin sekalian yang kami hormati.
Terlebih dahulu marilah kita semua mengucapkan syukur kita kepada Allah Swt. Atas rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada kita, sehingga kita saat ini bisa hadir dalam acara yang penuh barokah ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw, karena hanya dengan petunjuk beliau Islam bisa menyebar sampai pelosok dunia, sehinga kita mampu membedakan yang hak dan yang bathil. Semoga kita tergolong umat beliau Nabi besar Muhammad Saw yang setia kepadanya, agar kesuksesan dan kebaikan dunia akhirat benar-benar terwujud bagi kita semua. Amin… .
Hadirin-hadirat yang berbahagia.
Dalam kesempatan hari ini, saya akan menguraikan tentang "Ikhlas". Ketahuilah bahwa sesungguhnya ikhlas mempunyai hakikat, pokok dan kesempurnaan. Maka, ini merupakan tiga rukun. Pokoknya adalah niat, karena disitulah keikhlasan berada. Hakikatnya adalah meniadakan unsur yang mencampuri dari niat, dan kesempurnaannya adalah kejujuran.
    Keikhlasan berkaitan dengan menyucikan perbuatan dan amalan dari cacat-cacat riya (pamrih), demi menjadikan perbuatan dan amal kita semata-mata karena Allah Swt, sesuai dengan firman-Nya:
Yang Artinya:
Siapapun yang menginginkan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia melakukan amalan-amalan shaleh dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu dalam ibadah kepada-Nya. (QS. Al-Kahfi: 110).

    Manusia tak dapat memiliki pengetahuan luas, sebelum ia menganggap manusia lain sebagai media dalam berhubungan dengan Allah Swt, dan menganggap dirinya sebagai manusia yang paling hina.
Hadirin-hadirat yang kami hormati.
Keikhlasan merupakan bintang petunjuk yang cemerlang, yang menunjukkan jalan-jalan ketaatan sesungguhnya, dan ibadah yang tulus kepada Allah Swt. Setan telah menggunakan seluruh perangkapnya, untuk menjerat manusia melalui beraneka ragam harapan-harapan besar yang menipu, seperti kesenangan memiliki reputasi dan kekayaan, meraih kemuliaan, dan mencari keinginan-keinginan material.
Kadang-kadang, inspirasi-inspirasi setani dapat menyusup dalam bentuk bisikan yang lembut dan menipu. Karenanya, seseorang mungkin merasa melakukan amalan-amalan baik dengan ikhlas, namun, jika ia mengujinya secara seksama, ia akan menemukan bahwa perbuatan-perbutannya itu bercampur dengan riya. Inilah sesungguhnya salah satu kesalahan yang mana tak ada orang yang dapat menghindarinya, kecuali hamba-hamba Allah yang suci.
Hadirin sekalian yang berbahagia.
Dikisahkan bahwa seseorang berkata, selama tiga puluh tahun, saya terbiasa melaksanakan shalat-shalat berjama'ah di masjid pada shaf pertama. Suatu hari, saya terlambat disebabkan suatu hal dan saya terpaksa melaksanakan shalat pada shaf kedua. Segera saya berhenti shalat, sebab saya merasa malu. Yang terjadi kemudian adalah saya menyadari bahwa shalat-shalat saya terdahulu (selama tiga puluh tahun) merupakan sumber kesenanganku saja.
Hadirin-hadirat yang dirahmati oleh Allah Swt.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan dalam acara yang penuh barokah ini, besar harapan kami mudah-mudahan ada guna dan manfaat khususnya bagi kami pribadi dan hadirin pada umumnya. Akhir kata dari kami, bila ada kekurangan pantaslah kami sebagai manusia biasa, dan bila ada lebihnya semata-mata itu datangnya dari Allah Swt.
Wallahul Muwafiq ilaa aqwamit thariq, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.